Menarik ketika TVOne membahas isu golput dalam refleksi akhir tahun kemarin. Beberapa pembicara dihadirkan, antara lain Hidayat Nur Wahid, Hermawan Sulistyo, dan Yenny Wahid. Yeni dan Kiki (Hermawan S) mewakili kelompok golput tentunya, sedangkan Hidayat mewakili kelompok yang tidak sependapat dengan golput.
Menurut Hidayat, Pemilu harus menghadirkan sesuatu yang bermanfaat bagi proses demokrasi dan bagi bangsa secara umum. Sehingga langkah golput sama saja menghambat proses pemilihan yang berkualitas. Karena seharusnya orang-orang yang berniat golput memberikan suara kepada partai atau politisi yang memiliki kualitas dan agenda yang jelas bagi bangsa.
Langkah golput di satu sisi akan melanggengkan politisi busuk terus manggung dalam perpolitikan nasional. Mereka harus diberi punishment dengan cara tidak dipilih kembali dan mengalihkan dukungan ke partai atau politisi yang jujur dan bersih.
Satu yang menarik dalam dialog tersebut adalah ketika presenter meminta pendapat pada Yenni Wahid atas apa yang disampaikan Hidayat. Yenni mengatakan “Nanti di Dapil V(Dapil V Jateng adalah dapilnya Hidayat) kita alihkan suara untuk Pak Hidayat.”
Sebagai seorang pemilih pemula, saya berpikir bahwa sebenarnya mereka –yang golput- dalam hal ini diwakili oleh Yenni ternyata mengakui kualitas seorang Hidayat Nur Wahid yang nota bene politisi PKS. Dengan sistem pengkaderan yang luar biasa mapan untuk ukuran suatu partai politik di Indonesia, saya rasa masih banyak hidayat-hidayat yang lain di PKS.
Divi Lisa,
This e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it
Posting by : sdy (
This e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it
)